THIS IS MY SANCTUARY

PENALARAN INDUKTIF 1

ARTIKEL SUMBER :

Tim Satgas Operasi Tinombala menangkap seorang anggota teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Terduga teroris berinisial MAQ alias S alias Brother itu ditangkap pada Senin 22 Maret 2016 sekira pukul 08.30 WITA di Desa Wuasa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah.

Kepala Satgas Operasi Tinombala, Kombes Pol Leo Bona Lubis, mengatakan S ditangkap saat turun gunung karena kelaparan. Pihaknya menduga, persediaan logistik di tempat persembunyian Santoso Cs sudah semakin menipis.

"‎Dia mungkin sudah enggak kuat kelaparan. Nah dia memisahkan diri dari kelompoknya untuk cari makan. Berdasarkan informasi dari masyarakat, kita langsung bertindak kesana dan kita tangkap dia," ujar Leo saat dihubungi wartawan dari Jakarta, Kamis (24/3/2016).

‎Leo juga menegaskan bahwa anak buah Santoso itu diringkus, bukan menyerahkan diri ke aparat. Sebab mereka didoktrin lebih baik tewas dibunuh daripada menyerahkan diri ke musuh.

"Jadi posisinya itu kita tangkap, bukan menyerahkan diri," tutur dia.

‎Ajaran Tak Sesuai

Selain karena kondisi tertekan dan kelaparan, banyak anggota Santoso yang memilih memisahkan diri karena merasa ajarannya sudah tidak sesuai. ‎Bahkan di kalangan kelompok mereka sudah mulai pecah karena berbeda paham terkait ajaran Santoso.

"Jadi mereka ini sudah tidak kuat lagi, namanya manusia punya keterbatasan. Mungkin dia sudah tak kuat dengan ajaran-ajaran Santoso. Sudah tidak lagi sesuai dengan apa yang mereka perjuangkan. Karena itu dia memisahkan diri,"‎ jelas Leo.

‎Berdasarkan informasi, terduga teroris berinisial MAQ ini ditangkap saat tengah meminta makan ke rumah warga karena tak kuat menahan lapar. Tersangka merupakan kelompok Santoso yang ‎selama ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).



PENALARAN INDUKTIF :
 
Tim Satgas Operasi Tinombala menangkap seorang anggota teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. (Umum) Terduga teroris berinisial MAQ alias S alias Brother itu ditangkap pada Senin 22 Maret 2016 sekira pukul 08.30 WITA di Desa Wuasa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah. (Khusus)

Kepala Satgas Operasi Tinombala, Kombes Pol Leo Bona Lubis, mengatakan S ditangkap saat turun gunung karena kelaparan. (Khusus) Pihaknya menduga, persediaan logistik di tempat persembunyian Santoso Cs sudah semakin menipis. (Umum)

"‎Dia mungkin sudah enggak kuat kelaparan. Nah dia memisahkan diri dari kelompoknya untuk cari makan. Berdasarkan informasi dari masyarakat, kita langsung bertindak kesana dan kita tangkap dia," ujar Leo saat dihubungi wartawan dari Jakarta, Kamis (24/3/2016).

‎Leo juga menegaskan bahwa anak buah Santoso itu diringkus, bukan menyerahkan diri ke aparat. Sebab mereka didoktrin lebih baik tewas dibunuh daripada menyerahkan diri ke musuh.

"Jadi posisinya itu kita tangkap, bukan menyerahkan diri," tutur dia.

‎Ajaran Tak Sesuai

Selain karena kondisi tertekan dan kelaparan, banyak anggota Santoso yang memilih memisahkan diri karena merasa ajarannya sudah tidak sesuai. ‎ Bahkan di kalangan kelompok mereka sudah mulai pecah karena berbeda paham terkait ajaran Santoso.

"Jadi mereka ini sudah tidak kuat lagi, namanya manusia punya keterbatasan. Mungkin dia sudah tak kuat dengan ajaran-ajaran Santoso. Sudah tidak lagi sesuai dengan apa yang mereka perjuangkan. Karena itu dia memisahkan diri,"‎ jelas Leo.

‎Berdasarkan informasi, terduga teroris berinisial MAQ ini ditangkap saat tengah meminta makan ke rumah warga karena tak kuat menahan lapar. Tersangka merupakan kelompok Santoso yang ‎selama ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).


DAFTAR PUSTAKA
Qodar, Nafiysul. 24 Maret 2016. http://news.liputan6.com/read/2467140/anak-buah-teroris-santoso-ditangkap-saat-cari-makanan-ke-kampung Diunduh tanggal 27 Maret 2016
0 Komentar untuk "PENALARAN INDUKTIF 1"

Peraturan Dalam Berkomentar :
[+] Marilah Kita Budayakan Berkomentar Sesudah Membaca Artikel.
[+] Dilarang Menghina, Promosi Atau Iklan.
[+] Dilarang Berkomentar Yang Mengandung Unsur Porno, Spam, Sara.
[+] Budayakan Berkomentar Dengan Sopan Dan Bijak.

Back To Top